Aku yang memutuskan untuk mencintaimu. Jadi
semua hal tentangmu sudah selayaknya kuterima tanpa menggerutu. Aku mengenalmu
bukan sejak kamu di rahim ibu. Aku paham, sudah banyak waktu yang kamu lewati
sebelum bersamaku. Kamu berproses mengalami kegagalan, kesalahan, dan juga
keberhasilan sebelum aku datang. Termasuk dalam hal percintaan. Dia yang pernah
kamu pilih dan akhirnya tersisih, entah karena apa? Aku akan mencoba untuk
tidak mempermasalahkannya. Selagi kamu tak melebihi batas wajar ketika beramah
tamah dengannya. Karena meskipun aku pengertian, bukan berati kamu bebas
memanfaatkan. Aku hanya ingin menerima seutuhmu. Karena, kucintai kamu dan masa
lalumu.
Aku juga sama denganmu, aku punya kisah masa
lalu yang harus kamu terima tanpa menggerutu. Jangan khawatir aku akan berbalik
arah dan berputar badan. Karena aku tak suka mengulang. Aku menghargai masa
lalu dengan caraku, tetap menyimpan sebagai ilmu. Menjadi acuan agar tak
terjatuh ditempat yang sama, untuk kali kedua. Apa kamu bisa percaya? Sekarang,
semua itu tak lagi memenuhi isi kepala. Yang menyita pikiran hanyalah kamu
seorang, dan rentetan impian untuk masa depan.
Masa lalu bukan sesuatu yang menjijikan. Aku
tak memandang rendah padanya. Asal tak kamu agungkan diketinggian dan kamu
rindukan dalam-dalam. Kamu harus panda menjaga perasaanku yang sekarang
bersamamu, untuk saling membahagiakan. Dia cukup menjadi kisah yang pernah dan
sudah ditamatkan. Jangan terus memikirkan dia hanya karena aku memberi
kesempatan. Karena yang berlebihan akan selalu berakhir memilukan. Beri dia
porsi yang seharusnya menjadi teman. Bukan lagi seseorang yang special. Bukan
lagi seseorang yang wajib kamu perhatikan. Agar ikatan yang kita bina sekarang.
Tak ternodai sisa perasaan, dan harapan yang belum terselesaikan.
Yogyakarta, 19 November 2017
》Ikov_Bia《
0 komentar