Muslimah Corner

Ibadah Muslimah di Bulan Penuh Berkah

Senin, Juli 04, 2016






Bulan Ramadhan yang penuh berkah adalah ladang pahala bagi setiap insan. Tidak ketinggalan wanita muslimah, ibadah apa yang mestinya dikerjakan oleh wanita muslimah di bulan ini? Simak ulasan berikut ini.


PUASA

Para ulama sepakat bahwa yang wajib berpuasa Ramadhan adalah seorang muslim yang berakal, baligh, sehat, dan menetap. Adapun wanita, disyaratkan dalam kondisi suci dari haidh dan nifas.
Tidak ada perselisihan dikalangan ulama bahwa hukum puasa Ramadhan adalah wajib. Kewajiban ini berdasarkan dalil-dalil berikut :
Dalil al-Qur’an ‘artinya’ :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
 (QS : Al-Baqarah [02] : 183)

Dalil Hadits :
Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

 “Islam itu dibangun di atas lima perkara : syahadat bahwa tidak ada ada sesembahan yang berhak disembah selain Allâh dan bahwasanya Muhammad adalah hamba utusan-Nya, menegakan sholat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji.
(HR. Bukhari)

Dalil Ijma’
Para ulama telah bersepakat wajibnya puasa Ramadhan. Barangsiapa yang mengingkari kewajibannya atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia mendustakan Allâh dan Rasul-Nya. Dalam masalah ini tidak ada udzur, kecuali orang yang jahil baru masuk Islam sehingga belum tahu kewajibannya, maka dia perlu diajari.
Adapun orang yang tidak berpuasa tetapi mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar namun tidak kafir.

MEMBACA AL-QUR’AN

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam telah menjanjikan pahala yang besar bagi yang membaca al-Qur’an, beliau bersabda :

مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Aliif Laam Miim satu huruf, akan tetapi Aliif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.”
(HR. Tirmidzi)

Imam Ibnu Shalah rahimahumullâh mengatakan : “membaca al-Qur’an adalah kemuliaan, kemuliaan yang Allâh berikan kepada manusia. Sungguh para malaikat tidak diberikan hal itu, dan mereka sangat semangat untuk mendengarkan dari manusia.”
Maka tanamkan dalam dirimu terget bisa mengisi hari-hari Ramadhan dengan membaca al-Qur’an, bisa khatam membacanya dengan tadabbur dan memahami kandungan makna al-Qur’an. Semangatlah, semuanya akan berjalan mudah in syaa Allâh.

SHOLAT TARAWIH

Sholat tarawih termasuk syiar Islam yang paling nampak pada bulan Ramadhan. Karena sholat ini mempunyai keistimewaan tersendiri bila dibandingkan pada bulan lainnya.
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang mengerjakan sholat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allâh, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari)

Lantas bagiaman dengan wanita? Apakah lebih afdhol shlat di rumahnya, ataukah sholat Taraweh di masjid? Ketahuilah, Islam telah mengizinkan bagi para wanita muslimah untuk pergi ke masjid dan sholat berjama’ah bersama manusia. Akan tetapi, Islam menganjurkan pula agar para wanita sholat di dalam rumahnya, bahkan sholatnya wanita di dalam rumah lebih afdhol dan lebih terjaga dari fitnah.
Dari Abdullah Ibn Umar radhiyallâhu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمْ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ

“Janganlah kalian melarang istri-istri untuk (sholat berjama’ah) di masjid, akan tetapi rumah mereka lebih baik bagi mereka.”
(HR. Abu Daud)

Maka semangatlah wahai wanita muslimah dengan sholat tarawih, afdholnya engkau kerjakan di rumah, itu lebih baik, walaupun boleh juga engkau pergi ke masjid ikut sholat tarawih berjama’ah dengan memperhatikan adab-adabnya.

MENDIDIK ANAK

Anak adalah amanah Allâh Ta’ala. Maka sudah semestinya setiap orang tua memperhatikan pendidikan anaknya. Baik buruknya tingkah laku seorang anak adalah hasil didikan orang tua. Karena jiwa seorang anak masih bersih, siap menerima dan menyerap segala sesuatu yang dilihat dan diajarkan. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Tidak adan seorang anakpun kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari)

Kewajiban orang tua terhadap anak bukan hanya memberi kecukupan makan, minum, ataupun pakaian. Namun ada yang lebih penting yaitu menyelamatkan mereka dari siksa neraka. Allâh Ta’ala berfirman ‘yang artinya’ :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS : at-Tahrîm [66] : 06)

Hubungan dengan puasa, dianjurkan kepada orang tua untuk melatih anak-anak mereka agar berpuasa, supaya kelak mereka terbiasa dengan puasa apabila telah baligh. Hal ini sebagaimana dipraktikan oleh para shahabat kepada anak-anak mereka. Namun hal itu apabila tidak memberatkan mereka atau membahayakan mereka.
Maka biasakan seorang anak untuk mengenal kewajiban dirinya terhadap Allâh, dalam hal ini diantaranya puasa Ramadhan. Tidak mengapa kita siapakan hadiah yang menarik bagi anak yang mampu puasa sehari penuh, sebagai penyemangat untuk mereka. Allâhu ‘A’lam.

MEMPERBANYAK DO’A

Hendaknya, setiap hamba tidak bisa lepas dari do’a, terlebih lagi di bulan yang penuh berkah ini. Allâh Ta’ala memberikan janji akan mengabulkan do’a di bulan Ramdhan. Perhatikan baik-baik ayat tentang puasa, setelah Allâh menyebutkan kewajiban puasa, Allâh menyebutkan setelahnya ‘artinya’

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
 (QS : al-Baqarah [02] : 186)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas tentang keutamaan berdo’a di bulan Ramadhan. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

 “Sesungguhnya Allâh mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan (dari neraka) setiap hari dan malam. Setiap hamba mempunyai dari mereka mempunyai do’a yang mustajab.”m
(Ahmad 12/420)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahumullâh berkata : “Yaitu pada bulan Ramadhan”. Ini merupakan keutamaan yang bersar bagi bulan Ramadhan dan orang yang berpuasa, menunjukkan keutamaan do’a dan orang yang berdo’a.

MENYIAPAKAN HIDANGAN SAHUR DAN BERBUKA

Suatu perbuatan yang bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk ibadah. Menyiapkan santapan sahur, hidangan berbuka puasa adalah lagang pahala bagi wanita muslimah.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahumullâh mengatakan : “demikian pula seorang istri dia adalah pemimpin rumah bagi suaminya, dan dia akan ditanya akan kepemimpinannya. Maka wajib seorang istri untuk memberikan nasihat di dalam rumah, memasak, membuatkan kopi, teh, membersihkan tempat tidur, dan tidak membuat masakan melebihi kebutuhan, juga tidak membuat teh yang berlebihan. Wajib baginya untuk menjadi istri yang hemat, karena hemat adalah setengahnya penghasilan, tidak berlebihan terhadap perkara yang seharusnya. Seorang istri juga bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, berupa kebaikan mereka dan perkara yang menunjang keadaan dan kebutuhannya, seperti memakaikan baju, melepaskan baju yang sudah kotor, menganti sprei yang mereka tiduri, menyiapkan selimut ketika musim dingin, dan selain dari itu, semuanya adalah tangung jawabnya. Bertanggung jawab terhadap masakan yang dimasak dari sisi enak dan matangnya, demikianlah dia bertangung jawab terhadap semua urusan rumah.”

MENJAGA LISAN

Puasa tidak hanya menahan makan dan minum semata. Rasulullâh Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkara dusta dan amalannya serta kebodohan, maka Allâh tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.”
(HR. Bukhari)

Al-Hafizh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah  rahimahumullâh  berkata “Orang yang berpuasa yang sebenarnya adalah orang yang menahan anggota badannya dari segala dosa, lisannya dari dusta, perutnya dari makan minum, dan fajinya dari jima’. Bila berbicara, dia tidak mengeluarkan perkataan yang menodai puasanya. Jika berbuat, dia tidak melakukan hal yang dapat merusak puasanya. Sehingga ucapannya yang keluar adalah yang bermanfaat. Demikian pula amal perbuatannya, ibarat wewangian yang dicium baunya oleh kawan duduknya. Seperti itu juga orang yang berpuasa, kawan duduknya mengambil manfaat dan merasa aman dari kedustaan, kemaksiatan, dan kezhaliman. Inilah hakikat puasa yang sebenarnya, bukan hanya sekedar menahan diri dari makanan dan minuman.”
Manfaatkanlah kesempatan emas ini wahai saudariku, pahala besar telah menantimu...pahala ibadah bulan Ramadhan yang hanya sekali dalam setahun !!!
Inilah sebagian ibadah wanita di bulan Ramadhan. Semoga kita menjadi hamba yang bertaqwa dan  tetap istiqamah setelah bulan puasa Ramadhan berlalu. Aamiin. Allâhu a’lam.


((Merepost dari Majalah Al Furqon edisi 149)


Ikov_Bia

You Might Also Like

0 komentar