Tazkiyatun Nufus

Cinta Bukan Semusim

Jumat, Juli 08, 2016



Ramadhan berlalu cinta pun melaju.
Mending melaju ke arah depan yaa...??? Hla ini kebanyakan melajunya pada mundur ke belakang. Kebalik tuch...!!?

Yap, kita lihat, seiring berlalunya Ramadhan yang berkah berlalu pula segala kecintaan terhadap ibadah dan amal shalih. Masjid yang semula penuh sesak dengan jama’ah kini hanya tinggal hitungan hari. Bacaan Al-Qur’an yang menghiasi waktu kini tidak kedengaran lagi. Anak-anak yang rajin pergi ke TPA pun ikut surut seakan kehilangan semangatnya.


Dari fenomena itiu, seakan-akan ibadah dan shalat malam hanya dilakukan dibulan mulia saja. Seakan-akan amal kebaikan hanya tercurah di bulan penuh berkah saja. Padahal tidak sama sekali ! meski Ramadhan lewat. Istiqamag tetap okey. Meski Ramadhan berlalu semangat beramal nyala terus. Meski bulan telah berganti, kecintaan terhadap amal kebaikan dan ketaatan tidak terhenti.

TERMASUK BALASAN AMAL

Bagi yang mengalami hal diatas mesti waspada ! why ? karena bisa jadi tidak paham makna ibadah dan pelaksanaannya. Betapa repotnya ia melakukan amalan tidak wajib di bulan Ramadhan, namun setelah Ramadhan yang sunnah dan wajib pun ditinggalkan. Atau bisa jadi ia masuk dalam kategori orang yang amal kebaikannya selama bulan Ramadhan tidak dibalas oleh Allâh. Hlo...???

Iyya, kerena sebagian pendahulu kita yang shalih mengatakan, “Sesungguhnya diantara balasan amal kebaikan adalah (seseorang diberikan kemampuan melakukan) kebaikan selanjutnya. Dan diantara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”

Ini mengandung pengertian kebaikan kita di bulan Ramadhan terbalas dengan kemudahan untuk melakukan kebaikan setelahnya. So, ketika kita tetap enteng beribadah dan berbuat taat selepas Ramadhan bisa jadi itu tanda kalau Allâh membalas kebaikan dan ketaatan kita selama Ramadhan. Sebaliknya, bagi kita semakin malas dan ogah-ogahan beramal selepas Ramadhan berarti kudu hati-hati dan intropeksi diri ! Jangan-jangan amal kebaikan kita selama bulan suci ndak berbalas pahala..

BUKAN WAKTU KHUSUS

Beribadah kepada Allâh tidak berbatas waktu. Cinta terhadap amal kebaikan tidak bersifat musiman. Jadi tidak ada kamus berhenti mala seiring berlalunya Ramadhan. Meski kita memungkiri, Ramadhan adalah bulan dilipat gandakan pahala hingga menjadikan kita lebih bersemangat untuk beramal di bulan ini. Namun hal ini tidak menjadikan kita berhenti beramal ketika telah usai Ramadhan. Seakan orang yang giat beribadah di bulan Ramadhan hanya menganggap bahwa bulan Ramadhan adalah bulan khusus untuk beramal dan beribadah. Tentu saja persepsi dan anggapan seperti ini salah besar. Kenapa ?

Karena panutan kita, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam telah memberikan contoh yang luar biasa dalam hal semangat amal dan pantang surut. Beliau  Shallallâhu ‘alaihi wasallam tidak pernah mengkhususkan giat beramal beramal di bulan Ramadhan saja. Suatu ketika Ummul Mu’minin, Aisyah radhiyallâhu ‘anha ditanya apakah Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk rajin ibadah ? Beliau menjawab,

لا كان عمله د يمة

tidak ( beliau tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal). Adalah ibadah beliau terus-menerus (continue).”
HR. Bukhari-Muslim

BIASA TAPI RUTIN

Inilah kebiasaan para shalih kita. Mengerjakan amalan secara rutin meski sedikit. Dan itu pula yang dicintai Allâh. Bukankah Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam juga sudah menjelaskan kepada kita ?

amalan yang dicintai Allâh adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.”
HR. Muslim

Karena itu pula para ulama kita menjelaskan, seperti Ibnu Rajab Al-Hambali yang menyatakan, “sesungguhnya Allâh lebih mencintai amalan yang dilakukan secara berkesinambungan/ajeg dan Allâh akan memberi pahala pada amalan yang dilakukan secara ajeg, berbeda halnya dengan orang yang melakukan amalan sesekali saja.”
Nah, yang terbaik adalah amalan yang banyak dan bisa kontinyu, tapi paling tidak sedikit tapi terus dilakukan, itu yang dicintai Allâh. Gimana hayooo ?

HINGGA LIANG LAHAT

Tidak ada akhir dalam beramal. Amalan hamba berhenti ketika sang ajal telah menjemput. Tidak lagi beribadah manakala oa telah di liang lahat. Itulah batasan akhirnya. Allâh telah berfirman ‘yang artinya’ :

dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).”
QS : Al-Hijr [15] : 99

Asy-Syaikh Nashir As Sa’di rahimahullâh memberikan penjelasan terkait dengan ayat ini dengan ucapan beliau, “maksud al-yaqin ini adalah mati, maknanya adalah terus meneruslah kamu dalam mendekatkan diri kepada Allâh dengan segala macam ibadah dan kerjakan semua perintah Rabbmu, teruslah untuk beribadah hingga datang kepadamu kematian dari Rabbmu...”

Imam Al-Hasan Al Bashri juga mengatakan bahwa sesungguhnya Allâh tidak menjadikan waktu akhir untuk amalan seorang mukmin selain ajalnya.

Mestinya amalan tidak bersifat musiman dan terbatas masa. Ketika masa habis hilang pula amalnya. Cinta amal dan istiqamah adalah sepanjang masa dan tidak kenal surut kerena ditinggal banyak orang. Cinta amal dan kebaikan selalu nyala hingga benar-benar Allâh memisahkan jasmani ini dengan dunia.

Sekarang kita sudah tahu bahwa amal shalih itu tidak bersifat musiman. Disini penulis ingin membagikan trix agar ibadah selalu bersemi, meski kini bulan Ramadhan telah terlewati. 

1.    Memohon
Jangan bosan memohon kepada Allâh agar dimudahkan dan istiqamah dalam menjalankan ibadah kepada-Nya.

2.    Mentadabburi
Selalu akrab dengan Al-Qur’an akan membuat kita kuat dalam beribadah kepada-Nya.

3.    Memahami
Selalu pahami bahwa ibadah adalah tugas dan kewajiban kita sepanjang hidup. Ibadah bukan sebatas di bulan tertentu dan waktu tertentu.

4.    Mancari
Carilah orang-orang yang berilmu agama an tekun beribadah. Mendekat kepada mereka akan memacu kita untuk tekun beribadah.

5.    Membuat target
Membuat target-terget dalam beribadah agar kita selalu semangat. Misalnya targetkan dalam sebulan kita bisa mengkhatamkan Al-Qur’an 1 kali.

6.    Meneladani
Meneladani kisah-kisah orang-orang shalih terdahulu yang rajin dan tekun beribadah layak untuk selalu dibaca. Dengannya hati akan terdorong untuk mengikuti ketekunan ibadah mereka.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Ikov_Bia

You Might Also Like

0 komentar