Ramadhan berlalu cinta pun melaju.
Mending melaju ke arah depan yaa...???
Hla ini kebanyakan melajunya pada mundur ke belakang. Kebalik tuch...!!?
Yap, kita
lihat, seiring berlalunya Ramadhan yang berkah berlalu pula segala kecintaan
terhadap ibadah dan amal shalih. Masjid yang semula penuh sesak dengan jama’ah
kini hanya tinggal hitungan hari. Bacaan Al-Qur’an yang menghiasi waktu kini
tidak kedengaran lagi. Anak-anak yang rajin pergi ke TPA pun ikut surut seakan
kehilangan semangatnya.
Dari
fenomena itiu, seakan-akan ibadah dan shalat malam hanya dilakukan dibulan
mulia saja. Seakan-akan amal kebaikan hanya tercurah di bulan penuh berkah
saja. Padahal tidak sama sekali ! meski Ramadhan lewat. Istiqamag tetap okey.
Meski Ramadhan berlalu semangat beramal nyala terus. Meski bulan telah
berganti, kecintaan terhadap amal kebaikan dan ketaatan tidak terhenti.
TERMASUK BALASAN AMAL
Bagi yang
mengalami hal diatas mesti waspada ! why ? karena bisa jadi tidak paham makna
ibadah dan pelaksanaannya. Betapa repotnya ia melakukan amalan tidak wajib di
bulan Ramadhan, namun setelah Ramadhan yang sunnah dan wajib pun ditinggalkan.
Atau bisa jadi ia masuk dalam kategori orang yang amal kebaikannya selama bulan
Ramadhan tidak dibalas oleh Allâh. Hlo...???
Iyya,
kerena sebagian pendahulu kita yang shalih mengatakan, “Sesungguhnya diantara
balasan amal kebaikan adalah (seseorang diberikan kemampuan melakukan) kebaikan
selanjutnya. Dan diantara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan
selanjutnya.”
Ini
mengandung pengertian kebaikan kita di bulan Ramadhan terbalas dengan kemudahan
untuk melakukan kebaikan setelahnya. So, ketika kita tetap enteng beribadah dan
berbuat taat selepas Ramadhan bisa jadi itu tanda kalau Allâh membalas kebaikan
dan ketaatan kita selama Ramadhan. Sebaliknya, bagi kita semakin malas dan
ogah-ogahan beramal selepas Ramadhan berarti kudu hati-hati dan intropeksi diri
! Jangan-jangan amal kebaikan kita selama bulan suci ndak berbalas pahala..
BUKAN WAKTU KHUSUS
Beribadah
kepada Allâh tidak berbatas waktu. Cinta terhadap amal kebaikan tidak bersifat
musiman. Jadi tidak ada kamus berhenti mala seiring berlalunya Ramadhan. Meski
kita memungkiri, Ramadhan adalah bulan dilipat gandakan pahala hingga
menjadikan kita lebih bersemangat untuk beramal di bulan ini. Namun hal ini
tidak menjadikan kita berhenti beramal ketika telah usai Ramadhan. Seakan orang
yang giat beribadah di bulan Ramadhan hanya menganggap bahwa bulan Ramadhan
adalah bulan khusus untuk beramal dan beribadah. Tentu saja persepsi dan
anggapan seperti ini salah besar. Kenapa ?
Karena
panutan kita, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam telah memberikan
contoh yang luar biasa dalam hal semangat amal dan pantang surut. Beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam tidak pernah
mengkhususkan giat beramal beramal di bulan Ramadhan saja. Suatu ketika Ummul
Mu’minin, Aisyah radhiyallâhu ‘anha ditanya apakah Rasulullah Shallallâhu
‘alaihi wasallam mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk rajin ibadah ? Beliau
menjawab,
لا
كان عمله د يمة
“tidak ( beliau tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal).
Adalah ibadah beliau terus-menerus (continue).”
HR. Bukhari-Muslim
BIASA TAPI RUTIN
Inilah
kebiasaan para shalih kita. Mengerjakan amalan secara rutin meski sedikit. Dan
itu pula yang dicintai Allâh. Bukankah Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam
juga sudah menjelaskan kepada kita ?
“amalan yang dicintai Allâh adalah amalan yang kontinyu walaupun itu
sedikit.”
HR. Muslim
Karena
itu pula para ulama kita menjelaskan, seperti Ibnu Rajab Al-Hambali yang
menyatakan, “sesungguhnya Allâh lebih mencintai amalan yang dilakukan secara
berkesinambungan/ajeg dan Allâh akan memberi pahala pada amalan yang dilakukan
secara ajeg, berbeda halnya dengan orang yang melakukan amalan sesekali saja.”
Nah, yang
terbaik adalah amalan yang banyak dan bisa kontinyu, tapi paling tidak sedikit
tapi terus dilakukan, itu yang dicintai Allâh. Gimana hayooo ?
HINGGA LIANG LAHAT
Tidak ada
akhir dalam beramal. Amalan hamba berhenti ketika sang ajal telah menjemput.
Tidak lagi beribadah manakala oa telah di liang lahat. Itulah batasan akhirnya.
Allâh telah berfirman ‘yang artinya’ :
“dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).”
QS : Al-Hijr [15] : 99
Asy-Syaikh
Nashir As Sa’di rahimahullâh memberikan penjelasan terkait dengan ayat ini
dengan ucapan beliau, “maksud al-yaqin ini adalah mati, maknanya adalah terus
meneruslah kamu dalam mendekatkan diri kepada Allâh dengan segala macam ibadah
dan kerjakan semua perintah Rabbmu, teruslah untuk beribadah hingga datang
kepadamu kematian dari Rabbmu...”
Imam
Al-Hasan Al Bashri juga mengatakan bahwa sesungguhnya Allâh tidak menjadikan
waktu akhir untuk amalan seorang mukmin selain ajalnya.
Mestinya
amalan tidak bersifat musiman dan terbatas masa. Ketika masa habis hilang pula
amalnya. Cinta amal dan istiqamah adalah sepanjang masa dan tidak kenal surut
kerena ditinggal banyak orang. Cinta amal dan kebaikan selalu nyala hingga benar-benar
Allâh memisahkan jasmani ini dengan dunia.
Sekarang
kita sudah tahu bahwa amal shalih itu tidak bersifat musiman. Disini penulis
ingin membagikan trix agar ibadah selalu bersemi, meski kini bulan Ramadhan
telah terlewati.
1.
Memohon
Jangan bosan memohon kepada Allâh agar
dimudahkan dan istiqamah dalam menjalankan ibadah kepada-Nya.
2.
Mentadabburi
Selalu akrab dengan Al-Qur’an akan
membuat kita kuat dalam beribadah kepada-Nya.
3.
Memahami
Selalu pahami bahwa ibadah adalah tugas
dan kewajiban kita sepanjang hidup. Ibadah bukan sebatas di bulan tertentu dan
waktu tertentu.
4.
Mancari
Carilah orang-orang yang berilmu agama an
tekun beribadah. Mendekat kepada mereka akan memacu kita untuk tekun beribadah.
5.
Membuat target
Membuat target-terget dalam beribadah agar
kita selalu semangat. Misalnya targetkan dalam sebulan kita bisa mengkhatamkan
Al-Qur’an 1 kali.
6.
Meneladani
Meneladani kisah-kisah orang-orang shalih
terdahulu yang rajin dan tekun beribadah layak untuk selalu dibaca. Dengannya
hati akan terdorong untuk mengikuti ketekunan ibadah mereka.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
》Ikov_Bia《
0 komentar