Self Development

Metode Ampuh Menulis

Kamis, April 20, 2017




Kenal dua orang penulis dengan inisial AH...???

Yang satu Andreas Harefa, yang satu lagi Andrea Hirata. Andreas Harefa salah satu penulis buku yang dimana tulisannya itu hidup banget. Asyik bacaannya dan ngena banget ama kehidupan sehari-hari. Ternyata bagi Andreas Harefa, menulis sudah menjadi pilihan hidupnya, dan memang melakukannya melalui kebiasaan.

Penulis dengan inisial AH yang berikutnya adalah Andrea Hirata, kalau ini beliau anak Belitung yang paling populer melalui novelnya —semua orang pasti tahu Laskar Pelangi— yang menjadi National Best Seller, dan menciptakan genre baru dalam penulisan novel, yaitu novel sastra budaya. Andrea Hirata ini menceritakan kehidupannya yang sangat berat ketika menjadi murid sekolah dasar di SD Muhammadiyah di Belitung. Kecintaannya terhadap sang guru —Ibu Muslimah, membuatnya menulis novel yang indah dan kemudian menjadi film paling laris tahun 2008.

Nah, percaya ndak kalau semua orang sebenarnya bisa menulis. Buktinya, perhatiin jempol kamu dech... pasti sudah terampil banget nulis SMS, bahkan sewaktu naik motor, nyetir mobil, satu tangan atau dalam posisi sesulit apapun. Iyya ndak...???

Memang menulis SMS sama menulis buku atau novel yang best seller memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Tapi sama-sama kok, judulnya MENULIS.

Menulis sebenarnya sudah menjadi bagian dari pendidikan kita. Buktinya, kamu yang pernah diminta nulis surat kalau sakit (walaupun sering dibikinin sama orang lain), nulis dairy, atau kalau di sekolah semenjak SD sudah disuruh untuk membuat karangan bebas.

Dorongan untuk nulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, curhat, atau tukar pengalaman kepada orang lain. Kemampuan kita menulis suatu saat akan dinilai, terutama kalau dikulihan kita harus membuat skripsi, tesis, atau disertasi. Tapi kadang kita suka ngerasa ndak pe-de kalau disuruh nulis tentang suatu hal, dengan alasan ndak berbakat, malas, ndak menarik, terlalu formal, de el el. Akibatnya, tanpa kita sadari, kita sudah kalah sebelum bertanding! Banyak banget dech contoh orang yang produktif menulis, malah sampai-sampai kecepatan kita membaca bukunya terkalahkan oleh kecepatan terbit tulisan barunya. Luar biasah khan...???

Nah, gimana sich caranya menjadi orang yang produktif menulis misalnya, seperti Imam Bukhari yang kitab-kitab beliau sampai sekarang masih dijadikan rujukan dalam mencari sumber hadits yang shahih, atau Imam Ahmad yang terkenal dengan kitab Musnad Imam Ahmad yang berjilid-jilid hingga 20 lebih (1 jilid kitab beliau, tebal banget euy), atau para Ulama-ulama Islam zaman dahulu hingga sekarang (ex. Syaikh Nashiruddin Al al-Bani).

Pernah ndak sich, waktu mau menulis atau mengarang, merasa kesulitan untuk mengekspresikan apa yang ada didalam benak kita? Pikiran kita kayaknya lebih banyak dipenuhi sama bagaimana pemilihan bahasanya yang benar, tanda baca, perencanaan yang baik, dan akhirnya kita ndak jadi-jadi nulis karena keburu stress, akibatnya apa yang ada didalam benak kita jadi ndak keluar tuch...!!!

Cara pikir seperti ini menunjukkan bahwa kita lebih banyak menggunakan otak kiri, yang selalu ingin kita lebih banyak menggunakan otak kiri, yang selalu ingin teratur dan formal. Padahal, dalam menulis diperlukan keberanian dalam mengekspersikan munculnya gagasan-gagasan baru, imajinasi, dan emosi yang merupakan peran otak kanan. Jadi, sebenarnya kita mesti mendahulukan peran otak kanan kita daripada otak kiri, dijamin bakal lancar tuch tulisan kita...!!!

Intinya, kalau kita mau menulis dengan mudah adalah dengan menuliskan apa yang kita pikirkan, baru memikirkan apa yang kita tuliskan. Pokoknya tulis dulu dech apa yang ada dalam pikiran kita, baru kita mikir mana yang harus dibuang atau ditambahin. Okey...sekali lagi, tulisin apa yang dipikirin, baru  pikirin yang ditulisin. Kalau dari pertama kita kebanyakan mikirnya, biasanya kita ndak jadi nulis tuch...!!!

Buat kita-kita yang penasaran dan pengen atau trik-trik untuk melatih bagaimana menulis dengan baik, ikutin terus pembahasannya disini...

Nah, apasih TULIS itu? Ini uraiannya...

  • Temukan Inspirasi
Inspirasi bisa muncul dari mana saja, ketika kita melakukan apapun. Untuk sebagian orang, utamanya penulis atau pelukis, laut atau gunung bisa dijadikan sumber inspirasi. Buat kita yang jauh dari lautatau gunung, yaa ndak perlu kesana. Cobalah terlibat lebih dalam dengan lingkungan kita. Bawa santai. Kita lihat teman-teman yang normal maupun yang ‘ndak normal’. Isaac Newton menemukan inspirasi rumus gravitasi ketika nyantai di kebun dan melihat buah apel jatuh. Untung bukan duren. Neils Nohr menemukan ide ‘cara bergerak’ elektron ketika nonton pacuan kuda. So, inspirasi muncul ndak jauh-jauh. Sekali lagi, bawa santai...!!!

  • Ukir Ide
Apa jawaban Michelangelo, pematung terbaik di dunia asal Italia, ketika ditanya apa yang membuatnya bisa membuat banyak patung yang indah dan fenomenal? Jawabannya sederhana. Menurut Michelangelo, dalam setiap batu yang akan dia buat jadi patung, sebenarnya sudah ada ‘sosok patung’ didalamnya, pekerjaannya hanya membuang bagian-bagian yang ndak perlu. Kaya ngupas kulit pisang kali yaa...??? Wah, humble banget yaa...???
Begitu pula dengan ide. Kita harus mengukir ide. Karena, pada intinya ide adalah apa yang ingin kita komunikasikan kepada pembaca, dari inspirasi yang kita dapat. Ide perlu kita ukir, supaya orang yang melihatnya bisa mencernaa apa yang ingin kita sampaikan.

  • Libatkan Otak Kiri dan Otak Kanan
Melibatkan kedua belahan otak berarti melakukan elaborasi. Elaborasi berarti memperluas cakrawala kita dalam menulis. Perbanyaklah membaca buku, majalah, koran, novel, ensiklopedia, puisi, komik, cerita anak-anak, dan apapun yang bisa dibaca. Karena, dengan menggali bacaan tersebut akan semakin bertambah pengetahuan, wawasan, mengetahui gaya-gaya bahasa dan tulisan, juga mengetahui kejadian-kejadian hidup yang bisa menjadi bahan bagi tulisan kita. Informasi terbaru yang kita peroleh akan menjadi makanan bagi otak kanan dan berhubungan dengan imajinasi dan kreativitas.

Sementara itu, biarkan otak kiri melakukan tugasnya mengedit tata bahasa, ejaan, pemakaian tanda baca, dan lain-lain. Periksa apakah kalimat-kalimat didalam tulisan kita sudah lengkap dan menggunakan kata yang benar. Mulailah untuk memperbaiki tulisan kita, lengkapi yang masih kurang, dan membuang yang tidak perlu. Baca kembali bagian dimana pembaca kita bingung dan kurang tertarik, lakukan perbaikan pada bagian tersebut. Ceklah semua masukan yang diberikan oleh teman, perbaikan dilakukan sampai kita merasa mantap dengan apa yang kita tulis. Setelah melakukan pengeditan, tulisalah hasil perbaikan. Tulisan ini merupakan draft akhir, dan siap untuk dikumpulkan (kalau itu tugas sekolah atau kuliah).

  • Ilmu dan Teknik
Practice makes perfect”. Menjadi seorang penyanyi handal pum jangan bosan latihan vokal. Dengan melatih diri sendiri kita agar menguasai ketrampilan, kemampuan kita akan terus terasah, sehingga semakin hari tulisan kita pun semakin baik. Jangan bosan untuk berlatih, suatu saat kita akan mendapat buah dari latihan kita tersebut. Salah satu teknik menulis yang bisa dipraktekan adalah metode “Fast Writing” a.k.a menulis cepat. Caranya adalah dengan menulis tanpa mengangkat alat tulis (pulpen) selama kamu mencurahkan ide. Pokoknya nulis aja sebanyak-banyaknya. Kamu akan keget dengan banyaknya ide yang bisa kamu tulis.

Tulislah apa yang ada dalam fikiran kita, dengan bebas dan kreatif. Biarkan tulisan kita mengalir dari gagasan-gagasan yang ada dalam fikiran kita, juga dari bacaan literatur yang menunjang. Biarkan otak kanan kita bekerja pada awal penulisan, dan barulah saat evaluasi biarkan otak kiri kita bekerja. Pada saat ini cobalah untuk mencari dan mengembangkan gagasan kita selain yang sudah ditulis tadi, sempurnakan isi dari draft tersebut tapi jangan dulu mmerhatikan tanda baca, tata bahasa, dan ejaan.

  • Sesuaikan dengan Pembaca
Kita harus tahu siapa sich yang akan menjadi pembaca tulisan kta, anak-anak, remaja, orang tua, atau untuk segala usia? Seseuaikanlah tulisan kita dengan pembaca. Kemudian tanyalah pada diri kita sendiri apakah pembaca akan mengerti tulisan saya ini? Selain itu, jangan lupa apakah bentuk tulisan yang diharapkan itu formal atau nonformal, karena tulisan formal biasanya lebih baku dibandingkan dengan tulisan nonformal.

Ketrampilan menulis ini mungkin ndak bisa bikin kamu sehebat Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi atau Gunawan Muhammad yang ngetop dengan Catatan Pinggiran di majalah Tempo. Minimal bisa bantu kamu untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam bentuk makalah aitau paper. Apalagi sekarang banyak sarana untuk menulis,  seperti blog, friendster, multiply, facebook, dan situs jejaring sosial lainnya. Menulis membuat kamu menjadi bagian dari dunia yang meng-global ini hlo? Kalau kamu hari ini menulis dan mempublikasikannya di internet, maka saat itu pula tulisan kamu bisa dibaca siapapun dari belahan dunia manapun, tentu yang bisa mengakses internet.

Lagian, kalau kamu tekuniin, siapa thu akan membuat kamu berprofesi sebagai penulis, karena banyak bidang yang membutuhkan kemampuan menulis, selain di dunia pendidikan, juga di dunia televisi dan media cetak.

Ampuh Menulis : Tulisin yang kamu fikirin, baru fikirin yang kamu tulisin


Ikov_Bia

You Might Also Like

0 komentar