Kenal dua orang penulis dengan inisial
AH...???
Yang satu Andreas Harefa, yang satu lagi
Andrea Hirata. Andreas Harefa salah satu penulis buku yang dimana tulisannya
itu hidup banget. Asyik bacaannya dan ngena banget ama kehidupan sehari-hari.
Ternyata bagi Andreas Harefa, menulis sudah menjadi pilihan hidupnya, dan
memang melakukannya melalui kebiasaan.
Penulis dengan inisial AH yang berikutnya
adalah Andrea Hirata, kalau ini beliau anak Belitung yang paling populer
melalui novelnya —semua orang pasti tahu Laskar
Pelangi— yang menjadi National Best
Seller, dan menciptakan genre baru dalam penulisan novel, yaitu novel
sastra budaya. Andrea Hirata ini menceritakan kehidupannya yang sangat berat
ketika menjadi murid sekolah dasar di SD Muhammadiyah di Belitung. Kecintaannya
terhadap sang guru —Ibu Muslimah, membuatnya menulis novel yang indah dan
kemudian menjadi film paling laris tahun 2008.
Nah, percaya ndak kalau semua orang sebenarnya bisa menulis.
Buktinya, perhatiin jempol kamu dech... pasti sudah terampil banget nulis SMS,
bahkan sewaktu naik motor, nyetir mobil, satu tangan atau dalam posisi sesulit
apapun. Iyya ndak...???
Memang menulis SMS sama menulis buku atau novel yang best seller
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Tapi sama-sama kok, judulnya MENULIS.
Menulis sebenarnya sudah menjadi bagian dari pendidikan kita.
Buktinya, kamu yang pernah diminta nulis surat kalau sakit (walaupun sering
dibikinin sama orang lain), nulis dairy, atau kalau di sekolah semenjak SD
sudah disuruh untuk membuat karangan bebas.
Dorongan untuk nulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk
berbicara, curhat, atau tukar pengalaman kepada orang lain. Kemampuan kita
menulis suatu saat akan dinilai, terutama kalau dikulihan kita harus membuat
skripsi, tesis, atau disertasi. Tapi kadang kita suka ngerasa ndak pe-de kalau
disuruh nulis tentang suatu hal, dengan alasan ndak berbakat, malas, ndak
menarik, terlalu formal, de el el. Akibatnya, tanpa kita sadari, kita sudah
kalah sebelum bertanding! Banyak banget dech contoh orang yang produktif
menulis, malah sampai-sampai kecepatan kita membaca bukunya terkalahkan oleh
kecepatan terbit tulisan barunya. Luar biasah khan...???
Nah, gimana sich caranya menjadi orang yang produktif menulis
misalnya, seperti Imam Bukhari yang kitab-kitab beliau sampai sekarang masih
dijadikan rujukan dalam mencari sumber hadits yang shahih, atau Imam Ahmad yang
terkenal dengan kitab Musnad Imam Ahmad yang berjilid-jilid hingga 20 lebih (1
jilid kitab beliau, tebal banget euy), atau para Ulama-ulama Islam zaman dahulu
hingga sekarang (ex. Syaikh Nashiruddin Al al-Bani).
Pernah ndak sich, waktu mau menulis atau mengarang, merasa
kesulitan untuk mengekspresikan apa yang ada didalam benak kita? Pikiran kita
kayaknya lebih banyak dipenuhi sama bagaimana pemilihan bahasanya yang benar,
tanda baca, perencanaan yang baik, dan akhirnya kita ndak jadi-jadi nulis
karena keburu stress, akibatnya apa yang ada didalam benak kita jadi ndak
keluar tuch...!!!
Cara pikir seperti ini menunjukkan bahwa kita lebih banyak menggunakan
otak kiri, yang selalu ingin kita lebih banyak menggunakan otak kiri, yang
selalu ingin teratur dan formal. Padahal, dalam menulis diperlukan keberanian
dalam mengekspersikan munculnya gagasan-gagasan baru, imajinasi, dan emosi yang
merupakan peran otak kanan. Jadi, sebenarnya kita mesti mendahulukan peran otak
kanan kita daripada otak kiri, dijamin bakal lancar tuch tulisan kita...!!!
Intinya, kalau kita mau menulis dengan mudah adalah dengan
menuliskan apa yang kita pikirkan, baru memikirkan apa yang kita tuliskan. Pokoknya
tulis dulu dech apa yang ada dalam pikiran kita, baru kita mikir mana yang
harus dibuang atau ditambahin. Okey...sekali lagi, tulisin apa yang dipikirin,
baru pikirin yang ditulisin. Kalau dari
pertama kita kebanyakan mikirnya, biasanya kita ndak jadi nulis tuch...!!!
Buat kita-kita yang penasaran dan pengen atau trik-trik untuk
melatih bagaimana menulis dengan baik, ikutin terus pembahasannya disini...
Nah, apasih TULIS itu? Ini uraiannya...
- Temukan Inspirasi
Inspirasi bisa muncul dari mana saja, ketika kita melakukan apapun.
Untuk sebagian orang, utamanya penulis atau pelukis, laut atau gunung bisa
dijadikan sumber inspirasi. Buat kita yang jauh dari lautatau gunung, yaa ndak
perlu kesana. Cobalah terlibat lebih dalam dengan lingkungan kita. Bawa santai.
Kita lihat teman-teman yang normal maupun yang ‘ndak normal’. Isaac Newton
menemukan inspirasi rumus gravitasi ketika nyantai di kebun dan melihat buah
apel jatuh. Untung bukan duren. Neils Nohr menemukan ide ‘cara bergerak’ elektron
ketika nonton pacuan kuda. So, inspirasi muncul ndak jauh-jauh. Sekali lagi,
bawa santai...!!!
- Ukir Ide
Apa jawaban Michelangelo, pematung terbaik di dunia asal Italia,
ketika ditanya apa yang membuatnya bisa membuat banyak patung yang indah dan fenomenal?
Jawabannya sederhana. Menurut Michelangelo, dalam setiap batu yang akan dia
buat jadi patung, sebenarnya sudah ada ‘sosok patung’ didalamnya, pekerjaannya
hanya membuang bagian-bagian yang ndak perlu. Kaya ngupas kulit pisang kali
yaa...??? Wah, humble banget yaa...???
Begitu pula dengan ide. Kita harus mengukir ide. Karena, pada
intinya ide adalah apa yang ingin kita komunikasikan kepada pembaca, dari
inspirasi yang kita dapat. Ide perlu kita ukir, supaya orang yang melihatnya
bisa mencernaa apa yang ingin kita sampaikan.
- Libatkan Otak Kiri dan Otak Kanan
Melibatkan kedua belahan otak berarti melakukan elaborasi.
Elaborasi berarti memperluas cakrawala kita dalam menulis. Perbanyaklah membaca
buku, majalah, koran, novel, ensiklopedia, puisi, komik, cerita anak-anak, dan
apapun yang bisa dibaca. Karena, dengan menggali bacaan tersebut akan semakin
bertambah pengetahuan, wawasan, mengetahui gaya-gaya bahasa dan tulisan, juga
mengetahui kejadian-kejadian hidup yang bisa menjadi bahan bagi tulisan kita.
Informasi terbaru yang kita peroleh akan menjadi makanan bagi otak kanan dan
berhubungan dengan imajinasi dan kreativitas.
Sementara itu, biarkan otak kiri melakukan tugasnya mengedit tata
bahasa, ejaan, pemakaian tanda baca, dan lain-lain. Periksa apakah
kalimat-kalimat didalam tulisan kita sudah lengkap dan menggunakan kata yang
benar. Mulailah untuk memperbaiki tulisan kita, lengkapi yang masih kurang, dan
membuang yang tidak perlu. Baca kembali bagian dimana pembaca kita bingung dan
kurang tertarik, lakukan perbaikan pada bagian tersebut. Ceklah semua masukan
yang diberikan oleh teman, perbaikan dilakukan sampai kita merasa mantap dengan
apa yang kita tulis. Setelah melakukan pengeditan, tulisalah hasil perbaikan.
Tulisan ini merupakan draft akhir, dan siap untuk dikumpulkan (kalau itu tugas
sekolah atau kuliah).
- Ilmu dan Teknik
“Practice makes
perfect”. Menjadi seorang penyanyi handal pum jangan bosan latihan vokal.
Dengan melatih diri sendiri kita agar menguasai ketrampilan, kemampuan kita
akan terus terasah, sehingga semakin hari tulisan kita pun semakin baik. Jangan
bosan untuk berlatih, suatu saat kita akan mendapat buah dari latihan kita
tersebut. Salah satu teknik menulis yang bisa dipraktekan adalah metode “Fast Writing” a.k.a menulis
cepat. Caranya adalah dengan menulis tanpa mengangkat alat tulis (pulpen)
selama kamu mencurahkan ide. Pokoknya nulis aja sebanyak-banyaknya. Kamu akan
keget dengan banyaknya ide yang bisa kamu tulis.
Tulislah apa yang ada dalam fikiran kita, dengan bebas dan kreatif.
Biarkan tulisan kita mengalir dari gagasan-gagasan yang ada dalam fikiran kita,
juga dari bacaan literatur yang menunjang. Biarkan otak kanan kita bekerja pada
awal penulisan, dan barulah saat evaluasi biarkan otak kiri kita bekerja. Pada
saat ini cobalah untuk mencari dan mengembangkan gagasan kita selain yang sudah
ditulis tadi, sempurnakan isi dari draft tersebut tapi jangan dulu mmerhatikan
tanda baca, tata bahasa, dan ejaan.
- Sesuaikan dengan Pembaca
Kita harus tahu siapa sich yang akan menjadi pembaca tulisan kta,
anak-anak, remaja, orang tua, atau untuk segala usia? Seseuaikanlah tulisan
kita dengan pembaca. Kemudian tanyalah pada diri kita sendiri apakah pembaca
akan mengerti tulisan saya ini? Selain itu, jangan lupa apakah bentuk tulisan
yang diharapkan itu formal atau nonformal, karena tulisan formal biasanya lebih
baku dibandingkan dengan tulisan nonformal.
Ketrampilan menulis ini mungkin ndak bisa bikin kamu sehebat Andrea
Hirata dengan Laskar Pelangi atau Gunawan Muhammad yang ngetop dengan Catatan
Pinggiran di majalah Tempo. Minimal bisa bantu kamu untuk menyelesaikan
tugas-tugas dalam bentuk makalah aitau paper. Apalagi sekarang banyak sarana
untuk menulis, seperti blog, friendster,
multiply, facebook, dan situs jejaring sosial lainnya. Menulis membuat kamu
menjadi bagian dari dunia yang meng-global ini hlo? Kalau kamu hari ini menulis
dan mempublikasikannya di internet, maka saat itu pula tulisan kamu bisa dibaca
siapapun dari belahan dunia manapun, tentu yang bisa mengakses internet.
Lagian, kalau kamu tekuniin, siapa thu akan membuat kamu berprofesi
sebagai penulis, karena banyak bidang yang membutuhkan kemampuan menulis,
selain di dunia pendidikan, juga di dunia televisi dan media cetak.
Ampuh Menulis : Tulisin yang kamu fikirin, baru fikirin yang kamu tulisin
》Ikov_Bia《
0 komentar