Suatu hari nanti kamu akan mencariku. Aku
yang dulu yang selalu ada kapanpun dan dimanapun. Karena pergi menjadi pilihan
yang menarik bagimu. Sudahkah kamu berbincang dengan dirimu sendiri, sayangku? Sudahkah
kamu bertanya pada hatimu tentang aku? Janganlah memelas menyesali kekhilafanmu
di depanku, kelak.
Suatu hari nanti kamu akan sadar jika
kamu salah. Dalam rentang waktu itu, aku memang tak bisa karena belum terbiasa
tanpamu. Aku menanti tapi kamu tak ingin kembali. Kamu tidak pernah tahu
bagaimana sulitnya melupakan setiap protet, tiket bioskop, dan semua yang kita
lalui berdua. Tak sedikitpun kamu menoleh. Tak juga kamu ajarkan cara untuk
tetap baik-baik saja dengan mudah. Tidak apa-apa. Kelak, giliranmulah yang akan
menangis sejadi-jadinya.
Suatu hari nanti kamu akan merenungi hal
yang belum sempat diselesaiakan dan mendadak kamu butuh aku, seperti dulu. Apa rasanya
membayangkan satu sosok yang kini betul-betul menjadi bayangan? Terasakah siksa
di angan ketika kamu ingin menyentuh lembut sosok itu, namun kamu kehabisan
daya? Kelak kamu akan tahu, itulah yang kurasakan ketika langkah pertama kakimu
beranjak. Akan terbesit olehmu sebentuk pikiran ingin menghambur segera
dihadapanku dan mengumbar janji sebagai penanda kamu telah kembali.
Lalu, kamu ingat aku, betapa cuma aku
yang selalu menyemangatimu saat kamu meras lelah. Aku menyayangimu dengan
segenap jiwa, tetapi telah sudah jika kamu baru menyadarinya sekarang. Kamu akhirnya
akan merasakan seluruh kecewa yang kurasakan dulu. Kamu akan mencicipi pahitnya
rindu dan perpisahan. Tetapi, aku tahu, kamu terlalu malu untuk mengakuinya. Kamu
terlalu takut untuk jujur.
Dariku kamu akan belajar : untuk tidak
melukai siapapun dengan alasan yang paling tidak bisa dimaklumi sekalipun.
Tidak semua luka bisa disembuhkan begitu
saja, sekuat apapun seseorang itu. Menggulir hidup dan menjalani hari seperti
tidak ada yang terjadi, tidak pernah sesederhana yang kamu kira. Sesuatu akan
mulai disadarimu. Segala yang sanggup kamu bayangkan tentangku akan memudar,
buram, hingga tak berbekas. Hari itu kamu akan tahu sebuah rahasia, tujuan
akhir dari cinta, atau mungkin kecemasan yang tak berujung.
Karena bisa jadi, dihidupmu hanya aku
yang sanggup memahamimu.
Tulisan kolaborasi dengan Mas Ikov
0 komentar