Aku pernah berjalan pada suatu jalan yang
awalnya begitu mulus. Ditemani oleh seseorang yang aku cintai begitu tulus. Saat
itu, aku merasa waktu begitu cepat berlalu, detik demi detiknya tidak pernah
bergitu terdengar, semuanya larut dalam binar-binar kebahagiaan.
Awalnya aku begitu yakin bahwa apa yang aku miliki saat itu adalah ketetapan yang akan kujalani hingga akhir hayat. Segalanya kujaga agar selalu terawat. Aku begitu percaya bahwa apa yang sudah aku miliki, saat itu akan terus-terusan nyaman menjadi kepemilikanku. Aku begitu yakin bahwa apa yang aku cintai akan mencintaiku hingga kapanpun.
Memang, awalnya tidak menjadi masalah, waktu ke
waktu kita jalani tanpa pernah berkeluh kesah. Kita saling menopang dan selalu
bahagia bukan kepalang. Kita saling merasa beruntung karena telah dipertemukan.
Kita saling menitipkan kepercayaan, menjaga hati agar kebahagiaan selalu saja
tersaji hari demi hari.
Hingga waktunya pun tiba. Cinta ini mengalami
peralihan rasa. Seperti musim yang memiliki pancaroba, ternyata cinta juga
mengecap silap mata. Dirimu hanyut pada seseorang yang mencoba melarut dalam
hatimu. Aku kamu lepaskan, tanpa satupun alasan. Kamu simpan rahasia dengan
begitu rapat, diam-diam segalanya kamu paksa menjadi keparat. Kamu titikberatkan
aku menjadi satu-satunya kesalahan. Kamu berkata bahwa aku telah berubah, yang
sebenarnya rasamulah yang ingin berpindah. Tanpa ingin disalahkan, faktapun
harus kamu putar balikan dan akhirnya akulah yang terpaksa bertanggung jawab
untuk semua kesalahan yang kamu lakukan.
0 komentar