Muslimah Corner

About Gerhana

Rabu, Maret 09, 2016




Kita ingat beberapa waktu yang lalu pada tahun 2014 disebagian tempat di Indonesia juga mengalami gerhana. Dan pada hari Rabu tanggal, 9 Maret 2016 juga mengalami gerhana matahari total yang diberbagai daerah Indonesia, salah satunya adalah Belitung. Jadi sudah sepatutnya kita kudu mengetahui seputar gerhana, tuntunan, dan apa yang harus kita lakukan saat gerhana. Secara singkat gerhana terbagi menjadi dua, gerhana matahari (kusuuf) dab gerhana bulan (khusuf).

Sunnah-sunnah gerhana

Okey sob, Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kita beberapa amalan yang harus kita lakukan saat terjadi gerhana, diantaranya :

Memanggil Jama’ah Untuk Sholat

Nah, adapun tatacara memanggilnya tidak menggunakan adzan ataupun iqamah layaknya kaya memanggil jama’ah untuk sholat lima waktu, tidak...!!! tapi, memanggil jama’ah dengan kalimat “asshalaatul jaami’ah” (mari kita sholat berjama’ah !). hal ini sesuai yang dikabarkan oleh shahabat Abdulloh bin Umar RadhiyaAlloohu ‘anhu

“ketika terjadi gerhana mata hari pada masa Rosulullooh Shalalloohu ‘alaihi wasallam seseorang memanggil, ‘mari kita sholat berjama’ah!” (HR. Bukhori-Muslim)

Nah, apa yang kita lakukan setelah manusia berkumpul...??? yuck, lanjut...!!!

Sholat Gerhana
Yup, setelah semua orang berkumpul disuatu tempat yang luas atau masjid, maka disunnahkan poin nomer 2, melakukan sholat gerhana 2 raka’at sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhammad Shallalloohu ‘alaihi wasallam. Hukumnya adalah sunnah muakkadah, sunnah yang sangat ditekankan. Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam dalam khutbah gerhananya :

‘apabila kamu melihat tanda-tanda keduanya (gerhana matahari dan bulan), maka bergegaslah untuk melaksanakan sholat’ (HR. Bukhori-Muslim)

Memperbanyak Mengingat Allooh Ta’ala

Hal ini bisa sobat lakukan dengan memperbanyak dzikir, do’a dan istighfar kepada Allooh Ta’ala. Karena gerhana adalah peringatan Allooh Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, sampai-sampai ketika terjadi gerhana pada masa Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam beliau mengira akan terjadi kiamat. Dan bersegera ke masjid untuk melakukan ibadah seperti sholat dan dzikir. Dan Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam pun bersabda :

‘apabila kamu melihat tanda-tanda keduanya (gerhana matahari dan bulan), maka bergegaslah untuk melaksanakan sholat’ (HR. Bukhori-Muslim)

Khutbah Gerhana,

Khutbah ini dilakukan setelah usai dari sholat gerhana, kemudian sang imam naik ke mimbar untuk menyampaiakn khutbahnya. Dan hanya ada satu khutbah seperti ceramah biasa, tidak halnya khutbah Jum’at yang dilakukan dengan dua khutbah. Adapun didalam khutbag tersebut dianjurkan mengandung nasihat yang memberi peringatan dari azab Allooh Ta’ala, dan mengajak para jama’ah untuk memperbanyak dzikir kepada Allooh Ta’ala.

Panduan Singkat Sholat Gerhana

Nah, berikut ini akan penulis menjelaskan secara singkat bagaimana tata cara sholat gerhana yang dikutip dari kitab Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakar al-Jazairi bab Sholatul Kusuf hal 204-205. Pada umumnya sholat gerhana dilakukan dengan 2 raka’at, 4 ruku’ dan 4 sujud. 

Secara detailnya akan dijelaskan dipoin-poin berikut ini :

ü  Berniat didalam hati
ü  Takbiratul ihram
ü  Membaca do’a iftitah, dilanjutkan dengan membaca ta’awudz selanjutnya membaca surat al-fatihah diteruskan dengan membaca salah satu surat yang panjang dalam Al-Qur’an, dengan mengeraskan suaranya dan tidak dilirihkan. Adapun kadar panjang pendeknya surat yang dibaca tergantung pada kadar besar dan kecilnya gerhana tersebut. Misalnya, jika gerhana matahari total dibaca surat al-Baqarah, tetapi jika gerhana cincin maka diperkirakan pula bacaanya. Karena sholat gerhana dilaksanakan sejak awal mulai gerhana sampai akhir gerhana. Adapun jika berakhir sholat sebelum berakhir gerhana, maka dilanjutkan dengan memperbanyak dzikir kepada Allooh Ta’ala.
ü  Kemudian ruku’, dengan memanjangkan ruku’nya.
ü  Kemudian i’tidal (bangkitdari ruku’). Nah, perlu diperhatikan...!!! setelah i’tidal tidak langsung sujud, tapi dilanjutkan dengan membaca surat al-fatihah dan surat yang panjang. Dan berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
ü  Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua), lebih singkat dari ruku’ yang pertama.
ü  Kemudia i’tidal
ü  Dilanjlutkan dengan sujud yang panjang. Lalu sujud diantara dua sujud, kemudian kembali sujud.
ü  Kemudian bangkit dari sujud, lalu mengerjakan raka’at kedua seperti halnya raka’at pertama, hanya saja bacaan dan gerakannya lebih singkat dari raka’at sebelumnya.
ü  Salam
ü  Setelah itu sang imam ke mimbar untuk menyampaikan khutbahnya kepada para jama’ah. Dengan tata cara yang sudah dijelaskan diatas.

Tata cara sholat seperti ini dilakukan pada dua gerhana. Namun, sebagian ulama memandang jika sholat gerhana bulan, maka tata cara sholatnya sama seperti sholat-sholat sunnah nafilah biasa. Dalam masalah ini sabagian ulama mengatakan, barangsiapa ingin sholat gerhana bulan seperti sholat gerhana matahari dibolehkan, jika tidak pun tidak mengapa. Walloohu a’lam.

Renungilah !!!

Sobat dimanapun berada. Allooh Ta’ala Maha Kuasa dengan segala kekuasaan-Nya, andaikata Allooh Ta’ala tidak mengembalikan posisi matahari dan bulan ke posisi sebelumnya, maka terjadilah malam yang panjang. Inilah yang mungkin disebut dengan kiamat. Maka perbanyaklah amalan-amalan sunnah seperti yang disebutkan diatas.
Sobat, diceritakan oleh shahabat Abu Musa al-‘Asy’ari RadhiyaAlloohu ‘anhu tentang keadaan Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam ketika terjadi kiamat pada masanya,

“telah terjadi gerhana matahari pada masa Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam, maka Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam pun berdiri dengan rasa takut dan khawatir akan terjadi kiamat. Beliau pun bersegera datang ke masjid dan melakukan sholat dengan memperpanjang berdiri, ruku’, dan sujud. Dan aku belum pernah melihat Rosulullooh Shallalloohu ‘alaihi wasallam melakukan sholat seperti ini. Setelah itu beliau berkhutbah dan bersabda, “ini adalah ayat-ayat Allooh Ta’ala (kepada hamba-Nya), tidaklah ia terjadi karena kematian atu kehidupan seseorang. Akan tetapi Allooh Ta’ala menjadikan untuk membuat para hamba-Nya takut dan khawatir. Maka apabila kalian melihat sesuatu (dari tanda-tandanya) bergegaslah untuk mengingat-Nya, berdo’a da meminta ampun.”
(HR. Bukhori-Muslim)

Walloohu a’lam


Ikov_Bia

You Might Also Like

0 komentar