Anak
adalah amanah Allâh Ta’ala. Maka sudah semestinya setiap orang tua
memperhatikan pendidikan anaknya. Baik buruknya tingkah laku seorang anak
adalah hasil didikan orang tua. Karena jiwa seorang anak masih bersih, siap
menerima dan menyerap segala sesuatu yang dilihat dan diajarkan.
Rasulullah shallallâh ‘alaihi wasallam bersabda :
Rasulullah shallallâh ‘alaihi wasallam bersabda :
كل مولوديولدعل الفطرة فأبواه
يهودانه أوينصرانه أويمجسانه
Setiap
anak terlahir dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya
menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi. (HR. Bukhari :1835)
Kewajiban
orang tua terhadap anak bukan hanya memberi kecukupan makan, minum, ataupun
pakaian. Namun ada yang lebih penting yaitu menyelamatkan mereka dari siksa
neraka. Allâh Ta’ala berfirman ‘yang artinya’ :
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan (QS : at-Tahrîm [66] : 06)
Shahabat mulia
Ali bin Abi Thalib mengatakan, “ Yaitu ajari dan didiklah mereka”. (dalam
Tafsir at-Thabari 28/165)
Hubungan
dengan puasa, dianjurkan kepada orang tua untuk melatih anak-anak mereka agar
berpuasa, supaya kelak mereka terbiasa dengan puasa apabila telah baligh. Hal
ini sebagaimana dipraktikan oleh para shahabat kepada anak-anak mereka. Namun
hal itu apabila tidak memberatkan mereka atau membahayakan mereka. (dalam 48
Sualan fi Shiyam hlm. 36 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)
Maka
biasakan seorang anak untuk mengenal kewajiban dirinya terhadap Allâh, dalam
hal ini diantaranya puasa Ramadhan. Tidak mengapa kita siapakan hadiah yang
menarik bagi anak yang mampu puasa sehari penuh, sebagai penyemangat untuk
mereka. Allâhu ‘A’lam.
》Ikov_Bia《
0 komentar