Tazkiyatun Nufus

Waktu

Sabtu, Desember 31, 2016




“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. al-Ashr : 1-3)
Pembahasan masalah waktu atau umur, merupakan pembahasan yang sangat penting. Karena, waktu atau umur ini merupakan ra’sul maal (modal). Waktu merupakan kehidupan. Jika seseorang tidak memanfaatkan modal ini dengan baik dan benar, maka dia akan merugi. Jadi rugi atau tidaknya tergantung bagaimana kita menggunakan waktu. Apakah untuk kebaikan, beramal shalih, ketaatan kepada Allaah atau sebaliknya?


Allaah berfirman :

Allaah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
(QS. Al-Mu’minun : 112-113)

Semua umur ini akan ditanya oleh Allaah, oleh karena itu jangan sampai kita tersibukkan oleh dunia dan angan-angan kosong, sebagaimana orang-orang kafir. Kita disuruh untuk meninggalkan mereka, sebagaimana Allaah menyuruh Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk meninggalkan orang-orang kafir. Allaah berfirman :

“biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
(QS. Al-Hijr : 03)

Allaah juga mengingatkan tentang orang-orang kafir yang menggunakan umurnya untuk berbuat dosa dan maksiat, lalu menyesal saat penyesalan itu tiada artinya. Allaah mengabadikan perbuatan orang kafir dalam Al-Qur’an agar kita tidak seperti mereka. Allaah berfirman :

 “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
(QS. Al-Mu’minun : 99-100)

Didalam ayat tersebut orang kafir menyesali perbuatan mereka di dunia, akan tetapi penyesalan mereka tiada artinya. Yang disesali orang-orang kafir adalah mengapa mereka tidak beriman dan beramal shalih. Mereka meminta kepada Allaah agar dikembalikan ke dunia agar mereka bisa melakukan amal-amal shalih. Mereka tidak meminta kepada Allaah  supaya dikembalikan jabatan, kedudukan, harta, usaha, dan lain sebagainya.

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“dua nikmat yang manusia banyak tertipu dengannya, yaitu : nikmat sehat dan waktu luang”
(HR. Bukhari)

Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan yang pertama nikmat sehat dan waktu luang. Ada orang yang sehat tapi sibuk, ada orang yang waktunya luang tapi dia sakit. Ketika berkumpul dua nikmat ini, yaitu sehat dan waktu luang, mestinya digunakan dengan baik. Jangan sampai dua nikmat ini terbuang sia-sia.

Seorang muslim yang berkumpul padanya dua nikmat, sehat dan waktu luang, maka sudah seharusnya ia menggunakannya untuk bersyukur kepada Allaah, beribadah kepada-Nya, memanfaatkannya dalam ketaatan untuk meraih ridha Allaah. Jika ia menyia-nyiakan, maka ia termasuk orang yang merugi dan bangkrut. Sebab kesehatan akan digantikan dengan sakit dan waktu luang akan digantikan dengan kesibukan. Setiap orang seperti seorang pedagang yang memiliki modal, dan modal tersebut adalah waktu. Jika kita menggunakan waktu kita untuk beribadah kepada Allaah, maka kita akan beruntung dan sukses. Jika tidak digunakan, maka kita akan rugi.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhumaa, ia berkata Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku seraya bersabda :
                                           
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
 وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah memegang pundakku dan bersabda: “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara."
Ibnu Umar juga berkata; “Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
(HR. Bukhari)

Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam  juga bersabda :

manfaatkan lima hal sebelum datang lima hal, yaitu : 1) masa mudamu sebelum datang masa mudamu; 2) waktu sehatmu sebelum datang sakitmu; 3) masa cukupmu sebelum datang masa fakirmu; 4) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu; dan 5) hidupmu sebelum datang matimu.”
(HR. Hakim)

Al-Hasan al-Bashri (semoga Allaah merahmati beliau) berkata, “wahai, anak Adam !! sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari demi hari, tatkala berlalu satu hari, maka berkuranglah umjrmu.” [Hilyatul Auliyaa (II/148)]

Kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan menunda-nunda kebaikan, ketaatan, kesempatan menuntut ilmu, dan beramal shalih. Bila kita berada diwaktu pagi, jangan menunggu waktu sore, dan bila kita berada diwaktu sore jangan menunggu waktu pagi. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan ketaatan dan hal yang bermanfaat hari ini. Jangan ditunda besuk, karena kita tidak tahu tentang umur dan apa yang menghalangi kita esok hari.

Tulisan ini menjadi pengingat sesama, dan tulisan ini pertama kali ku tunjukan untuk diri saya pribadi.

-------

Ikov_Bia

You Might Also Like

0 komentar