“Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. al-Ashr : 1-3)
Pembahasan masalah waktu atau umur, merupakan pembahasan
yang sangat penting. Karena, waktu atau umur ini merupakan ra’sul maal (modal).
Waktu merupakan kehidupan. Jika seseorang tidak memanfaatkan modal ini dengan
baik dan benar, maka dia akan merugi. Jadi rugi atau tidaknya tergantung
bagaimana kita menggunakan waktu. Apakah untuk kebaikan, beramal shalih,
ketaatan kepada Allaah atau sebaliknya?
Allaah berfirman :
Allaah bertanya:
"Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab:
"Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang menghitung."
(QS.
Al-Mu’minun : 112-113)
Semua umur ini akan ditanya oleh Allaah, oleh karena itu
jangan sampai kita tersibukkan oleh dunia dan angan-angan kosong, sebagaimana
orang-orang kafir. Kita disuruh untuk meninggalkan mereka, sebagaimana Allaah
menyuruh Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam untuk
meninggalkan orang-orang kafir. Allaah berfirman :
“biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan
dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat
perbuatan mereka).”
(QS. Al-Hijr :
03)
Allaah juga mengingatkan tentang orang-orang kafir yang
menggunakan umurnya untuk berbuat dosa dan maksiat, lalu menyesal saat
penyesalan itu tiada artinya. Allaah mengabadikan perbuatan orang kafir dalam
Al-Qur’an agar kita tidak seperti mereka. Allaah berfirman :
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
(QS.
Al-Mu’minun : 99-100)
Didalam ayat tersebut orang kafir menyesali perbuatan mereka
di dunia, akan tetapi penyesalan mereka tiada artinya. Yang disesali
orang-orang kafir adalah mengapa mereka tidak beriman dan beramal shalih.
Mereka meminta kepada Allaah agar dikembalikan ke dunia agar mereka bisa
melakukan amal-amal shalih. Mereka tidak meminta kepada Allaah supaya dikembalikan jabatan, kedudukan,
harta, usaha, dan lain sebagainya.
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ
مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“dua nikmat
yang manusia banyak tertipu dengannya, yaitu : nikmat sehat dan waktu luang”
(HR. Bukhari)
Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam menyebutkan yang pertama nikmat sehat dan waktu luang. Ada
orang yang sehat tapi sibuk, ada orang yang waktunya luang tapi dia sakit.
Ketika berkumpul dua nikmat ini, yaitu sehat dan waktu luang, mestinya
digunakan dengan baik. Jangan sampai dua nikmat ini terbuang sia-sia.
Seorang muslim yang berkumpul padanya dua nikmat, sehat dan
waktu luang, maka sudah seharusnya ia menggunakannya untuk bersyukur kepada
Allaah, beribadah kepada-Nya, memanfaatkannya dalam ketaatan untuk meraih ridha
Allaah. Jika ia menyia-nyiakan, maka ia termasuk orang yang merugi dan
bangkrut. Sebab kesehatan akan digantikan dengan sakit dan waktu luang akan
digantikan dengan kesibukan. Setiap orang seperti seorang pedagang yang
memiliki modal, dan modal tersebut adalah waktu. Jika kita menggunakan waktu
kita untuk beribadah kepada Allaah, maka kita akan beruntung dan sukses. Jika
tidak digunakan, maka kita akan rugi.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhumaa, ia berkata
Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam memegang kedua pundakku seraya bersabda :
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ
أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ
فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah memegang pundakku dan
bersabda: “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang
pengembara."
Ibnu Umar juga berkata; “Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah
kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka
janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan
hidupmu sebelum matimu.”
(HR. Bukhari)
Rasulullaah Shallallaahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“manfaatkan
lima hal sebelum datang lima hal, yaitu : 1) masa mudamu sebelum datang masa
mudamu; 2) waktu sehatmu sebelum datang sakitmu; 3) masa cukupmu sebelum datang
masa fakirmu; 4) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu; dan 5) hidupmu
sebelum datang matimu.”
(HR. Hakim)
Al-Hasan al-Bashri (semoga Allaah merahmati beliau) berkata, “wahai, anak
Adam !! sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari demi hari, tatkala berlalu
satu hari, maka berkuranglah umjrmu.” [Hilyatul Auliyaa (II/148)]
Kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan menunda-nunda
kebaikan, ketaatan, kesempatan menuntut ilmu, dan beramal shalih. Bila kita
berada diwaktu pagi, jangan menunggu waktu sore, dan bila kita berada diwaktu
sore jangan menunggu waktu pagi. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan
ketaatan dan hal yang bermanfaat hari ini. Jangan ditunda besuk, karena kita
tidak tahu tentang umur dan apa yang menghalangi kita esok hari.
Tulisan ini menjadi pengingat sesama, dan tulisan ini pertama kali ku
tunjukan untuk diri saya pribadi.
-------
》Ikov_Bia《
0 komentar