Ketahuilah, bahwa setiap perbuatan
maksiat adalah racun dan penyebab sakit atau binasanya hati. Racun itulah yang
akan menimbulkan bahkan memperparah penyakit yang ada didalamnya.
Barangsiapa yang ingin selamat dan hidup
hatinya, hendaklah ia segera membersihkan hatinya dari racun-racun tersebut,
kemudian menjaganya agar tidak mendatangkan racun-racun yang baru. Apabila hati
seseorang melakukan suatu dosa atau kesalahan, maka segeralah menghilangkan
pengaruhnya dengan taubat atau istighfar, serta melakukan amalan-amalan yang
baik yang dapat menghapuskan pengaruh dosa.
Yang dimaksud racun hati, yaitu
berlebihan dalam berbicara, memandang, makan, dan berlebihan dalam bergaul.
- Berlebihan dalam bicara
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَإِذَا شَهِدَ أَمْرًا فَلْيَتَكَلَّمْ بِخَيْرٍ أَوْ لِيَسْكُتْ
“Barangsiapa
beriman kepada Allaah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau
diam.”
(HR. Muslim)
- Berlebihan dalam makan
Allaah Ta’ala berfirman [yang artinya]
:
“ . . Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(Q.S : Al-A’raaf [07] : 31)
Orang yang banyak makan akan banyak tidur, lalai dan malas belajar,
malas mengaji, dan malas beribadah kepada Allaah Ta’ala.
- Berlebihan dalam memandang
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam berpasan kepada ‘Ali bin Abi
Thalib radhiyallaahu ‘anhu :
يَا عَلِيُّ ! لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ
فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
“Wahai ‘Ali ! janganlah engkau mengikuti satu pandangan dengan
pandangan yang lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan
untukmu.”
(HR. Abu Daud)
Memandang dan melihat sesuatu yang diharamkan, menonton televisi,
film, membaca koran, majalah, dan buku-buku porno semuanya akan merusak hati,
akal, dan agama seseorang.
Yang harus diperhatikan oleh setiap muslim dan muslimah bahwa
acara-acara televisi dan film yang ada dan disaksikan oleh kebanyakan orang
sekarang ini acaranya 90% labih adalah tontonan yang tidak bermanfaat, lebih
merusak hati, dan agama.
- Berlebihan dalam bergaul
Tentang bergaul, Rasulullaah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda [yang artinya] :
“Seseorang itu tergantung dari agama sahabat karibnya, maka
hendaklah salah seorang diantara kalian memperhatikan dengan siapa ia
bersahabat karib.”
(HR. Abu Daud)
Orang yang pandai bergaul adalah orang
yang bergaul dengan orang-orang yang dapat menyelamatkan dirinya dari kemurkaan
dan siksa Allaah. Dia bergaul dengan orang yang shalih yang akan membawa
dirinya pada ketaatan. Maka pandai-pandai lah memilih teman agar kita selamat
dunia dan akhirat.
Imam Ibnul Qayyim —semoga Allaah
merahmati beliau mengatakan, “Berkumpul bersama teman itu terbagi dua; salah
satunya adalah berkumpul untuk kesenangan dan mengahabiskan waktu, maka hal ini
bahayanya lebih besar dari manfaatnya, minimal hal ini akan merusak hati dan
menyia-nyiakan waktu. Dan yang kedua berkumpul bersama mereka untuk saling
bekerja sama dalam meraih kesuksesan hidup dan saling menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran.
Demikian semoga bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.
- Disadur dari
Majalah As-Sunnah ed. Ramadhan-Syawwal 1435 H –
***
》Ikov_Bia《
0 komentar