Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kita nikmat. Nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan islam
yang Allah anugerahkan. Begitu pula Allah masih menjaga diri kita, istri dan
anak kita dari musibah yang menimpa agama.
Kita memohon pada Allah supaya
nikmat-nikmat tersebut tetap terus terjaga. Moga kita dapat mensyukuri nikmat
yang ada tadi dengan terus meningkatkan ketakwaan pada Allah.
Allah Ta’ala memerintah untuk
bertakwa dengan sebenar-benarnya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
(QS. Ali Imran:
102)
Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang
tercinta serta pada setiap pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik
hingga akhir zaman.
Sekarang kita sering melihat
wanita buka-bukaan aurat. Kebanyakan wanita muslimah tidak mengetahui bahwa
menutup aurat itu wajib. Ada yang sudah mengetahui namun masih
bergampang-gampangan dalam membuka aurat di depan umum.
Salah satu hadits yang
memperingatkan tentang dosa membuka aurat bagi wanita adalah hadits berikut
ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ
أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا
النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ
يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk
neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti
ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi
telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.”
(HR. Muslim, no.
2128).
Lihatlah dosa bagi wanita yang
buka-buka aurat, yaitu tidak akan mencium bau surga padahal bau surga dapat
dicium dari jarak yang amat jauh. Perbuatan ini termasuk dosa besar karena
mendapatkan ancaman keras seperti itu.
Ada tiga sifat yang disebutkan dalam
hadits ini.
(1) Wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Di antara tafsirannya adalah wanita
yang menutup sebagian tubuhnya dan menyingkap sebagian lainnya. Contoh, pakai
kerudung, namun rambutnya terlihat. Contoh lagi, pakai gamis, namun kakinya
masih terlihat. Ada juga yang sengaja keluar rumah tanpa memakai jilbab sama
sekali.
Padahal aurat wanita menurut
kebanyakan ulama adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Kaki
dan rambut kepala masih termasuk aurat yang wajib ditutup.
Ada juga tafsiran lainnya, wanita
yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna badannya. Ini bisa
terjadi juga dalam shalat, saat menggunakan rukuh atau mungkena yang tipis,
tanpa mengenakan gamis atau jubah lagi di dalamnya.
(2) Wanita yang maa-ilaat wa mumiilaat (berlenggak-lenggok)
Di antara maksud sifat kedua ini, maa-ilaat
adalah berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu berjalan
sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya.
(3) Wanita yang kepalanya seperti punuk unta yang miring
Maksudnya adalah wanita yang sengaja
memperbesar kepalanya dengan mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan
memakai serban (sorban). Contohnya seperti wanita yang memakai sanggul atau
konde.
(Penjelasan di atas diambil dari Syarh
Shahih Muslim karya Imam Nawawi).
Berikut ada beberapa syarat penting
untuk pakaian wanita muslimah yang mesti dipenuhi.
Syarat pertama: pakaian wanita harus
menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua
anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki.
Syarat kedua: bukan pakaian yang
bertujuan berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu
dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.”
(QS.
Al-Ahzab : 33).
Maqotil bin Hayan mengatakan bahwa
yang dimaksud berhias diri adalah seseorang memakai khimar (kerudung) di
kepalanya namun tidak menutupinya dengan sempurna. Dari sini terlihatlah
kalung, anting dan lehernya. Inilah yang disebut tabarruj (berhias diri) ala
jahiliyyah. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 183)
Syarat ketiga: pakaian tersebut
tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh
Syarat keempat: tidak diberi
wewangian atau parfum.
Dari Abu Musa Al-Asy’ary
radhiyallahu ‘anhu bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ
عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan
wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang
dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
(HR. An-Nasa’i, no. 5129;
Abu Daud, no. 4173; Tirmidzi, no. 2786; Ahmad, 4: 414. Sanad hadits ini hasan
kata Al-Hafizh Abu Thahir)
Syarat kelima: tidak boleh
menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk
mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh).
Syarat ketujuh: pakaian tersebut
terbebas dari salib.
Semoga Allah memberi taufik dan
hidayah pada kita semua.
Jangan biarkan istri dan anak
perempuan kita buka-buka aurat. Ingatlah hadits laki-laki dayyut berikut dari
hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad marfu’ –sampai pada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, di mana beliau bersabda,
ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى
يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْثَ
“Ada tiga orang yang Allah haramkan
masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang
yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada
keluarganya.”
(HR. Ahmad, 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur
lain)
Adapun maksud ad-dayyuts sebagaimana
disebutkan dalam Al-Mu’jam Al-Wasith adalah para lelaki yang menjadi
pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa
malu.
Contoh laki-laki yang punya sifat dayyuts:
- Merelakan anggota keluarga perempuan keluar rumah tanpa menggunakan jilbab atau hijab syar’i, sehingga bisa dipandang dengan leluasa, ditambah parahnya menggunakan pakaian ketat yang merangsang nafsu birahi para pria.
- Suami tidak ambil peduli kalau istrinya berada di luar rumah, walau cuma di depan rumah, sedang makan atau menjemur pakaian, dengan menampakkan rambutnya.
Hati-hatilah dengan laki-laki tipe dayyuts.
Semoga menjadi renungan bagi para
suami,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
(QS. At-Tahrim: 6).
Moga Allah menyelamatkan diri kita
dan keluarga kita dari siksa neraka. Moga istri dan anak perempuan kita bisa
dibimbing sehingga memiliki akhlak yang luhur dan juga dapat dijauhkan dari
sifat dayyuts dan hal-hal yang dapat mengantarkan pada zina.
0 komentar